Rabu, 25 November 2009

SETRATEGI MENGELAS PADA BAHAN YANG SULIT DILAKUKAN PENGELASAN


Pengelasan atau welding merupakan salah satu proses penyambungan antar beberapa logam yang dilakukan dengan cara pemanasan terlebih dahulu.


Dalam banyak bidang proses pengelasan sangat dibutuhkan terutama pada bahan yang sulit dilakukan pengecoran.


Sebagian besar logam mudah untuk dilakukan pengelasan akan tetapi ada juga sebagian logam yang sulit dilakukan pengelasan. Bahkan ada sebagian orang yang memfonis bahwa bahan logam tertentu sudah dianggap tidak dapat dilakukan pengelasan karena memang sulitnya dilakukan proses pengelasan. Apakah persepsi ini benar seluruhnya?


Suatu logam dapat dilakukan pengelasan apabila logam tersebut dipanaskan pada suhu tertentu akan menemukan temperatur austenisani.


Pada temperatur austenisasi inilah suatu logam akan dapat dilakukan proses pengelasan.


Apabila tidak dapat menemukan temperatur austenisasi tersebut maka bukan hal yang mustahil apabila tidak dapat dilakukan pengelasan. Karena pada daerah austenisasi ini fasa dari unsur penyusun logam tidak stabil sehingga mudah dilakukan perubahan-perubahan struktur mikronya.


Maka syarat utama suatu sebuah logam dapat dilakukan pengelasan adalah dapat menemukan temperatur austenisasinya.


Untuk dapat mencapai temperatur austenisasi setiap logam tidaklah sama tergantung dari komposisi unsur yang terkandung didalamnya.


Salah satu komposisi utama yang sangat berpengaruh dalam penemuan temperatur austenisasi adalah kandungan Carbon.


Biasanya pada baja dengan kandungan Carbon yang semakin meningkat akan mengalami kendala dalam proses pengelasan karena semakin sempitnya daerah austenisasi.


Bahkan pada baja dengan kandungan Carbon yang sangat tinggi tidak dijumpai temperatur austenisasi. Jadi tidak dapat dilakukan pengelasan.


Maka dari itu didalam melakukan proses pengelasan temperatur austenisasi sebenarnya sebagai kunci utama.


Bagaimana kita dapat mengetahui apakah ini sudah berada didaerah austenisai apa belum? Tentunya diperlukan sebuah alat ukur untuk mengetahui besar temperatur yang tepat saat dilakukan pemanasan apabila diperlukan data yang akurat.


Akan tetapi apabila tidak dibutuhkan data yang akurat, yang penting dapat dilakukan pengelasan maka dapat diambil alternatif yaitu dengan melihat perubahan warna bahan logam yang mau dilas pada saat pemanasan awal.


Setiap bahan logam yang akan dilas pasti dipanasi terlebih dahulu agar mencapai daerah austenisasi tersebut.


Dari pengamatan perubahan warna bahan logam yang telah dipanasi akan berubah dari warna kekuning-kuningan yang dilanjutkan dengan warna kemerah-merahan.


Setelah kemerah-merahan inilah kita supaya berhati-hati dalam pengambilan keputusan.


Biasanya saat inilah munculnya fasa austenisasi tersebut.


Maka berhati-hatilah didalam pengambilan keputusan ini. Apakah dilanjutkan pemanasannya atau sudah dianggap tepat untuk pengelasan.


Kalau pengambilan keputusan ini tidak tepat akibatnya akan menyulitkan dalam pengelasan.


Apabila temperaturnya masih dibawah temperatur austenisasi akan sulit dilakukan pengelasan sedangkan apabila temperaturnya diatas temperatur austenisasi akan berakibat meltingnya bahan yang dilas sehingga bahan yang mau di las menjadi rusak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar