Bahan keramik merupakan satu bahan yang paling tua dikenal oleh nenek moyang kita. Mereka mengenal bahan keramik jauh sebelum mengenal bahan-bahan yang sekarang ini telah beredar secara meluas melebihi bahan keramik, yaitu bahan logam, polimer, komposit, dan sebagainya.
Dalam perkembangan selanjutnya bahan keramik tidak secepat bahan logam.
Bahan yang bersifat getas kurang diminati bagi perencana komponen mesin karena sebagian besar spare part engine merekomendasikan bahan yang disamping bersifat keras juga ulet agar kuat dalam aplikasinya.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa keramik hanya dikaitkan dengan bahan kerajinan tangan seperti gerabah, poci, fast bunga, asesoris rumah tangga, dan sebagainya.
Dalam perkembangannya bahan keramik dapat diaplikasikan ke berbagai bidang bahkan dapat menggantikan bahan yang paling ulet yaitu dari jenis logam.
Dengan penambahan bahan yang berifat ulet dalam proses produksinya (misalnya dengan metalury serbuk) maka bahan keramik yang tadinya bersifat sangat getas akan berubah sifat menjadi lebih ulet karena pengaruh bahan logam tadi.
Sifat unggul dari bahan keramik yaitu memiliki kekerasan yang jauh lebih tinggi dari bahan yang lain, tahan abrasif, tahan pada temperatur tinggi, bersifat isolator.
Adapun kelemahan dari bahan keramik yaitu bersifat getas (brittle). Sifat getas inilah yang menyebabkan perkembangan dari bahan keramik ini mengalami kendala dalam aplikasinya dibidang otomotif.
Bahkan dibidang yang lain selain dibidang kerajinan, bahan keramik juga mengalami perkembangan yang tidak sebaik bahan yang lain seperti logam, plastik, dan sebagainya.
Kita ingat bahwa dalam mengaplikasikan suatu bahan tertentu harus disesuaikan dengan faktor pembebanan yang terjadi. Apakah yang dialami dari komponen tersebut berupa beban tekan, tarik, momen, bending atau bahkan puntir.
Kebanyakan spare part otomotif merekomendasikan semua bahan yang kuat menahan beban tarik, puntir dan momen. Untuk menerima beban tekan jauh lebih sedikit dari semua pembebanan tersebut.
Dengan perkembangan tekknologi canggih maka berangsur-angsur aplikasi dari bahan keramik mulai berkembang. Bahkan bahan keramik sudah dapat diaplikasikan sebagai spare part engine yang kebanyakan direkomendasikan pada bahan yang bersifat ulet.
Apabila keramik diaplikasikan pada spare part engine tentunya hanya terbatas pada spare part yang kebanyakan menerima beban tekan dan temperatur yang relatif tinggi.
Dengan keamajuan teknologi tersebut dapat disulap dari bahan yang bersifat getas menjadi bahan yang ulet meskipun baru dapat dihasilkan sebesar maksimum 20% saja.
Salah satu cara yang dipergunakan untuk memperkuat (reinforced) bahan yang bersifat getas seperti halnya keramik yaitu dengan memberikan penguat (reinforcement) pada bahan tersebut.
Bahan penguat tentunya harus bersifat lebih ulet dari bahan yang akan dikuatkan yang biasa disebut dengan matrik.
Proses penguatan bahan getas ini sering dilakukan dengan Metode Metalurgi serbuk (Powder Metallurgy).
Powder metallurgy merupakan proses pembuatan bahan dengan diawali dari serbuk (partikel) yang dicampur antara reinfocement dengan matrix yang dimixing agar terjadi homogenitas. Setelah dimixing lalu diberikan pemansan (sintering) pada temperatur tertentu.
Setelah dipanaskan selama beberapa jam lalu diturunkan temperaturnya menjadi temperatur udara lingkungan sekitar. Jadilah bahan keramik yang siap untuk dipergunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar